Shockbreaker Mobil Berbunyi? Kebiasaan Ini Penyebabnya

icon 9 December 2024
icon Bagio - Admin Dealer

Shockbreaker, bisa diibaratkan sebagai "penjaga kenyamanan" dalam sistem suspensi mobil Anda. Tugas utamanya? Meredam setiap getaran dan guncangan yang datang saat mobil melintasi jalan berlubang atau bergelombang, sehingga perjalanan tetap terasa mulus. 

Namun, apa jadinya jika komponen ini mulai berbunyi aneh saat Anda berkendara? Jangan anggap remeh—suara tersebut bisa menjadi sinyal adanya masalah yang perlu segera ditangani.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas kebiasaan-kebiasaan yang tanpa disadari bisa merusak shockbreaker dan memicu bunyi-bunyian mengganggu. Tak hanya itu, Anda juga akan menemukan cara mendeteksi potensi kerusakan sebelum kondisi semakin parah.

Mengapa Shockbreaker Mobil Berbunyi?

Shockbreaker yang berbunyi biasanya menunjukkan adanya keausan atau kerusakan pada komponen suspensi. Bunyi ini bisa berupa decitan, ketukan, atau bahkan suara "gluduk" yang terdengar saat melewati jalan bergelombang atau berlubang. Jika dibiarkan, kondisi ini tidak hanya mengurangi kenyamanan berkendara tetapi juga bisa membahayakan keselamatan.

Kebiasaan yang Menyebabkan Shockbreaker Berbunyi

1. Mengemudi di Jalan Rusak dengan Kecepatan Tinggi

Banyak pengemudi tidak menyadari bahwa melaju dengan kecepatan tinggi di jalan berlubang atau bergelombang bisa merusak shockbreaker. Goncangan keras yang terjadi saat mobil menghantam lubang akan mempercepat keausan pada komponen suspensi, termasuk shockbreaker.

Selalu kurangi kecepatan saat melintasi jalan rusak dan usahakan menghindari lubang jika memungkinkan. Berkendara dengan hati-hati akan mengurangi tekanan berlebih pada shockbreaker.

2. Membawa Beban Berlebihan

Mobil yang sering membawa beban melebihi kapasitas maksimal akan memberikan tekanan ekstra pada shockbreaker. Beban berlebih membuat komponen suspensi bekerja lebih keras, yang pada akhirnya menyebabkan keausan lebih cepat dan timbulnya bunyi-bunyian.

Oleh sebab itu, pastikan Anda tidak melebihi kapasitas beban yang direkomendasikan oleh pabrikan. Jika harus membawa barang berat, distribusikan beban dengan merata untuk mengurangi tekanan pada suspensi belakang.

3. Jarang Melakukan Perawatan Berkala

Shockbreaker dan komponen suspensi lainnya memerlukan perawatan berkala. Jika jarang diperiksa atau diganti, komponen ini akan mengalami keausan yang tidak terdeteksi, dan akhirnya menimbulkan bunyi saat digunakan.

Anda dapat mencegah kondisi yang lebih parah dengan melakukan perawatan rutin di bengkel terpercaya. Pemeriksaan menyeluruh pada sistem suspensi, termasuk shockbreaker, akan membantu mendeteksi masalah lebih dini.

4. Kebiasaan Mengemudi Agresif

Mengemudi dengan agresif, seperti sering melewati polisi tidur dengan kecepatan tinggi atau menginjak rem mendadak, dapat merusak shockbreaker. Gaya berkendara ini membuat komponen suspensi bekerja lebih keras dari yang seharusnya.

Ini menandakan bahwa penting untuk mengubah gaya mengemudi menjadi lebih halus. Hindari pengereman mendadak dan lewati polisi tidur dengan perlahan. Ini akan memperpanjang umur shockbreaker Anda.

5. Mengabaikan Kondisi Ban

Ban yang aus atau tekanan angin yang tidak sesuai dapat memengaruhi kinerja shockbreaker. Ketidakseimbangan ban menyebabkan suspensi bekerja lebih keras untuk menjaga stabilitas kendaraan.

Oleh karena itu, periksa tekanan angin dan kondisi ban secara rutin. Pastikan tekanan sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan ganti ban yang sudah aus.

Cara Mendeteksi Potensi Kerusakan Shockbreaker

Cara Mendeteksi Potensi Kerusakan ShockbreakerFreepik.com

Mendeteksi kerusakan shockbreaker sejak dini akan mencegah masalah lebih besar di kemudian hari. Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah shockbreaker Anda mulai bermasalah:

1. Perhatikan Suara Saat Berkendara

Jika Anda mendengar suara aneh seperti decitan, ketukan, atau bunyi "gluduk" saat melewati jalan bergelombang, ini bisa menjadi tanda shockbreaker bermasalah. Bunyi tersebut sering kali muncul akibat keausan pada bushing atau cairan di dalam shockbreaker yang mulai bocor.

Untuk merespon hal ini, Anda bisa mendengarkan dengan seksama saat melewati jalan berlubang atau polisi tidur. Jika suara semakin keras, segera periksa ke bengkel untuk memastikan kondisinya.

2. Uji Stabilitas Mobil

Mobil yang memiliki shockbreaker rusak akan terasa lebih bergoyang atau tidak stabil saat melintasi jalan yang tidak rata. Untuk mengetesnya, coba dorong bagian depan atau belakang mobil dengan kuat. Jika mobil terus bergoyang lebih dari dua kali, itu tanda shockbreaker sudah mulai lemah.

Selain itu, Anda dapat mengetesnya dengan memarkir mobil di tempat datar. Kemudian dorong bagian kap depan atau bagasi ke bawah dengan kuat dan lepaskan. Perhatikan apakah mobil kembali ke posisi semula dengan cepat atau terus bergoyang.

3. Periksa Kebocoran Oli pada Shockbreaker

Shockbreaker menggunakan oli untuk meredam getaran. Kebocoran oli akan membuat kinerja shockbreaker menurun dan menimbulkan bunyi saat digunakan. Anda dapat melihat bagian shockbreaker, terutama dekat batang piston. Jika ada bekas oli atau cairan yang bocor, segera ganti shockbreaker.

4. Periksa Ban untuk Keausan Tidak Merata

Ban yang aus tidak merata bisa menjadi tanda bahwa shockbreaker tidak berfungsi dengan baik. Shockbreaker yang lemah tidak mampu menahan ban dengan stabil, sehingga keausan terjadi lebih cepat pada salah satu sisi.

5. Uji Kenyamanan Saat Berkendara

Shockbreaker yang rusak akan membuat perjalanan terasa lebih kasar. Jika mobil terasa "memantul" berlebihan atau tidak nyaman, itu bisa menjadi tanda shockbreaker sudah waktunya diganti.

Pentingnya Memahami Shockbreaker Mobil

Memahami bagian shockbreaker mobil penting bagi pengendara karena komponen ini berperan krusial dalam menjaga kenyamanan dan keselamatan berkendara. Shockbreaker, atau peredam kejut, bertanggung jawab untuk menyerap getaran dan guncangan dari permukaan jalan, sehingga mobil tetap stabil dan mudah dikendalikan. 

Ketika shockbreaker bekerja dengan baik, pengemudi dapat menikmati perjalanan yang lebih halus, bahkan di jalan yang bergelombang atau berlubang. Tanpa pemahaman dasar tentang fungsi ini, pengendara mungkin mengabaikan tanda-tanda awal kerusakan, yang dapat menyebabkan penurunan performa dan potensi kecelakaan.

Selain kenyamanan, shockbreaker yang sehat juga memastikan kestabilan dan kontrol mobil tetap optimal. Shockbreaker yang rusak dapat mengurangi daya cengkeram ban terhadap jalan, terutama saat bermanuver atau mengerem mendadak. Ini meningkatkan risiko tergelincir atau kehilangan kendali, terutama dalam situasi darurat.

Oleh karena itu, pengendara yang memahami pentingnya perawatan shockbreaker dapat lebih waspada terhadap gejala-gejala kerusakan, seperti suara aneh atau guncangan berlebihan, dan segera mengambil tindakan sebelum masalah semakin parah.

Terakhir, pemahaman tentang shockbreaker membantu pengendara merencanakan perawatan berkala dengan lebih bijak. Dengan mengetahui kapan dan bagaimana memeriksa shockbreaker, pengemudi dapat mencegah kerusakan lebih dini dan menghindari biaya perbaikan yang lebih mahal. 

Perawatan rutin pada komponen ini juga berkontribusi pada umur panjang mobil dan menjaga nilai jual kembali kendaraan. Oleh karena itu, pengetahuan dasar tentang shockbreaker bukan hanya untuk kenyamanan semata, tetapi juga investasi penting dalam keselamatan dan efisiensi berkendara.

 

Jika Anda merasakan bahwa mobil Anda sudah tidak nyaman lagi pada saat dikemudikan, maka ada baiknya segera membawanya ke bengkel resmi Suzuki untuk diperiksa.